Mengambil I'tibar dari Doa-Doá Nabi Ibrahim
Disampaikan Pada Sholat Idul Adha di
SMAN 1 Gondangwetan Pasuruan
الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر
الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر
الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي
بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
الله اكبر٣x ولله الحمد.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Alhamdulillah. Kembali kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt atas
segala nikmat dan pertolongan Allah SWT kepada kita semua, oleh karena itu wajib
bagi kita untuk memanfaatkan segala kenikmatan dari Allah SWT untuk mengabdi
kepada-Nya sebagai bentuk nyata manifestasi dari rasa syukur itu, salah satunya
adalah dengan melaksanakan sholat idul adha serta ibadah berkorban pada hari
raya Idul Adha dan hari tasxrik. Allah swt berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ
Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu dan berkorbanlah (QS Al Kautsar [108]:1-2).
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi
kita Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para penerus
risalahnya yang terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi
ini hingga hari kiamat nanti.
Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh muka bumi ini
sekaligus menyertai saudara-saudara kita, guru-guru kita yang datang menunaikan
ibadah haji. Bersamaan dengan ibadah mereka di sana, di sini kita
melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu puasa hari Tarwiyah
dan Arafah, Sholat Idul Adha serta pemotongan hewan qurban sekaligus
menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang dilakukan itu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Ibadah haji dan Qurban tidak bisa dilepaskan
dari sejarah kehidupan Nabi Ibrahim as, karena beliau sebagai teladan para Nabi, termasuk Nabi
Muhammad saw. Mari kita bersama-sama meneladani dan memahami kisah Nabi Ibrahim as untuk selanjutnya kita tiru dalam
kehidupan sekarang dan masa yang akan datang.
Pada kesempatan khutbah yang singkat ini, mari kita mengambil hikmah dari
doá-doá dan Harapan Nabi Ibrahim yang termuat dalam al-Qurán, harapan beliau
menjadi harapan kita semua yang harus diperjuangkan.
Pertama, Harapan Atas Diri pribadi Nabi Ibrahim as. beserta keluarga
beliau sekaligus keturunan beliau agar
terhindar dari kemusyrikan,
Allah swt berfirman menceritakan doa Nabi
Ibrahim as:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا
الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah),
negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala. (QS Ibrahim [14]:35).
Di samping itu, Nabi Ibrahim as juga ingin
memperoleh ilmu dan hikmah, sesuatu yang amat penting agar kehidupan bisa
dijalani dengan mudah dan bermakna. Beliau juga meminta agar termasuk dalam
kelompok orang-orang yang shalih, ini menunjukkan betapa pentingnya menjadi
shalih.
Selain itu beliau meminta agar setelah tiada
(meninggal dunia) menjadi buah
tutur kata (pembicaraan) yang baik bagi
generasi kemudian sebagai bentuk penghormatan dan upaya meneladani. Puncaknya
adalah meminta dimasukkan ke dalam surga hingga tidak terhina dalam kehidupan
di akhirat nanti, hal ini tercermin dalam doa beliau:
رَبِّ هَبْ لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى بِالصَّالِحينَ.
وَاجْعَلْ لى لِسانَ صِدْقٍ فى الآخِرينَ. وَاجْعَلْنى مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ
النَّعيمِ. وَاغْفِرْ لأَبى إِنَّهُ كانَ مِنَ الضَّالّينَ * وَلا تُخْزِنى يَومَ
يُبْعَثُونَ
“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan
orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi
orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang
yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan, dan ampunilah bapakku, karena
sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah
Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.”(QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83–
87).
Dari doa Nabi Ibrahim di atas, jelas sekali betapa pentingnya menjadi
shalih sehingga orang sekaliber Nabi Ibrahim masih saja berdoa agar dimasukkan
ke dalam kelompok orang yang shalih. Manakala sifat keshalihan sudah kita dimiliki, maka cerita orang tentang diri kita bila kita telah tiada (wafat) adalah hanya tentang kebaikan.
Karena itu, harus kita koreksi diri kita, seandainya kita diwafatkan besok oleh
Allah swt, kira-kira apa yang orang ceritakan tentang kita.
Hal penting lainnya dari harapan Nabi Ibrahim
as adalah agar amal-amalnya diterima oleh Allah swt, termasuk orang yang tunduk
dan taubatnya diterima oleh Allah swt, hal ini terdapat dalam doanya:
رَبَّنا تَقَبَّلْ مِنّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
العَلِيمُ. رَبَّنا وَاجْعَلْنا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنا أُمَّةً
مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنا مَناسِكَنا وَتُبْ عَلَيْنا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوّابُ
الرَّحِيمُ
Ya Tuhan kami
terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang
yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat
yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan
tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. QS. Al-Baqarah
[2]: 127 – 129).
Syaikh Ali Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir menjelaskan bahwa berulang-ulang Nabi Ibrahim dalam doanya menyebut rabbi
(ya Tuhanku) agar dikabulkan doanya dan menampakkan kehinaan diri kepada Allah.
الله اكبر٣x ولله الحمد.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Harapan Kedua adalah Harapan Atas Keluarga, mulai dari orang
tua yang beriman dan taat kepada Allah swt, karenanya beliau pun meluruskan
orang tuanya sebagaimana firman Allah swt:
وَ إِذْ قالَ إِبْراهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَ
تَتَّخِذُ أَصْناماً آلِهَةً إِنِّي أَراكَ وَ قَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar,
“Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya
aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. (QS An’am [6]:74)
Selain istrinya yang sudah shalihah, beliau juga ingin agar anak-anaknya
menjadi anak shalih, taat kepada Allah swt dan orang tuanya dengan karakter
akhlak yang mulia, ini merupakan sesuatu yang amat mendasar bagi setiap anak. Karenanya beliau berdoa:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ. فَبَشَّرْنَاهُ
بِغُلامٍ حَلِيمٍ. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي
أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ
افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Ya Tuhanku,
anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang
shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat
sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash Shaffat
[37]:100-102)
Di dalam ayat lain disebutkan bahwa dengan
keshalihan diharapkan membuat sang anak selalu mendirikan shalat, hati orang
pun suka kepadanya dan pandai bersyukur atas kenikmatan yang diperoleh, hal ini
disebutkan dalam doa Nabi Ibrahim as:
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي
بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا
الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ
مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di
lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah)
yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan
shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri
rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS Ibrahim
[14]:37)
Hal yang amat penting mengapa Nabi Ibrahim as
amat mendambakan memiliki anak bukan semata-mata agar punya anak, tapi bagaimana
anak yang shalih itu mau dan mampu melanjutkan estafet perjuangan menegakkan
agama Allah swt. Selalu menjaga Sholat lima Waktu sebagai pondasi utama keselamatan hidup
seseorang.
الله اكبر٣x ولله الحمد.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Ketiga yang merupakan
harapan Nabi Ibrahim adalah terhadap Masyarakat agar beriman dan taat kepada
Allah swt, bahkan tidak hanya pada masanya, tapi juga generasi berikutnya.
Dalam rangka itu, sejak muda Nabi Ibrahim telah membuka cakrawala berpikir agar
tidak ada kemusyrikan dalam kehidupan masyarakat, Allah swt berfirman:
وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ
تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ. فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ
إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ. قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ
الظَّالِمِينَ. قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ
Demi Allah,
sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah
kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur
berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain;
agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: “Siapakah yang
melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk
orang-orang yang lalim”. Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang
mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”. (QS Al Anbiya [21]:57-60)
Karena itu,
dalam doanya Nabi Ibrahim meminta agar Allah swt mengutus lagi Nabi yang
menyampaikan dan mengajarkan ayat-ayat Allah swt, hal ini disebutkan dalam
firman-Nya:
رَبَّنا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ
يَتْلُوا عَلَيْهِمْ آياتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الكِتابَ وَالحِكْمَةَ
وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ العَزِيزُ الحَكِيمُ
Ya Tuhan kami,
utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan
kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al
Qur’an) dan Al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS Al Baqarah [2]:129)
Dalam konteks
sekarang, masyarakat amat membutuhkan dakwah yang mencerahkan dan memotivasi
untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
الله اكبر٣x ولله الحمد.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Harapan Keempat dari Nabi
Ibrahim as adalah atas Negara dan Bangsa. Beliau ingin agar negara berada dalam
keadaan aman dan memperoleh rizki yang cukup dari Allah swt, bahkan Allah swt
memberikan kepada semua penduduk meskipun mereka tidak beriman, beliau berdoa:
رَبِّ اجْعَلْ هذا بَلَداً ءامِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ
مِنَ الثَّمَراتِ مَنْ ءامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَنْ
كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ
الْمَصِيرُ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah
rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada
Allah dan hari kemudian. Allah berfirman:
“Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku
paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.”(QS
Al Baqarah [2]:126)
Sayyid Quthb dalam Fi Dzilalil Quran menyatakan: “Nikmat keamanan adalah kenikmatan yang menyentuh manusia,
memiliki daya tekan yang besar dan perasaannya dan berhubungan pada semangat
hidup pada dirinya.”
Apa yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim as ini bila kita ukur dalam konteks
negara kita ternyata masih jauh dari harapan, hal ini karena keamanan menjadi
sesuatu yang sangat mahal, sementara kesulitan mendapatkan rizki atau makan
masih begitu banyak terjadi. Namun kesulitan demi kesulitan masyarakat pada
suatu negara dan bangsa ternyata bukan karena Allah tidak menyediakan atau
tidak memberikan rizki, tapi karena ketidakadilan dan korupsi yang merajalela.
Di sinilah
letak pentingnya bagi kita untuk istiqamah atau mempertahankan nilai-nilai
kebenaran. Meskipun banyak orang yang korupsi, kita tetap tidak akan terlibat,
karena jalur hidup kita adalah jalur yang halal.
Setiap orang
bertanggung jawab untuk mewujudkan kehidupan negara dan bangsa yang baik, namun
para pemimpin dan pejabat harus lebih bertanggung jawab lagi. Karena itu, kita
amat menyayangkan bila banyak orang mau jadi pejabat tapi tidak mampu
mempertanggungjawabkannya, jangankan di hadapan Allah swt, di hadapan
masyarakat saja sudah tidak mampu, inilah pemimpin yang amat menyesali jabatan
kepemimpinannya, Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ
يَارَسُوْلَ اللهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلْنِى؟ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى
مَنْكِبِى ثُمَّ قَالَ: يَا أَبَا ذَرٍّ: إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ
وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا
بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا
Abu
Dzar RA berkata: Saya bertanya, Ya Rasulullah mengapa engkau tidak
memberiku jabatan? Maka Rasulullah menepukkan tangannya pada pundakku, lalu
beliau bersabda: Hai Abu Dzar, sungguh kamu ini lemah, sedangkan jabatan adalah
amanah, dan jabatan itu akan menjadi kehinaan serta penyesalan pada hari
kiamat, kecuali bagi orang yang memperolehnya dengan benar dan melaksanakan
kewajibannya dalam jabatannya (HR. Muslim)
Akhirnya, memiliki harapan yang baik tidak cukup pencapaiannya hanya dengan
doa, karenanya setiap kita harus berjuang bersama agar kehidupan pribadi,
keluarga, masyarakat dan bangsa berada dalam ridha Allah swt.
Mari kita di dunia pendidikan untuk menjalankan aktifitas masing-masing
sesuai dengan tanggungjawabnya:
- Murid bertanggungjawab
terhadap tujuan menuntut ilmu dengan niat yang iklas serta mulia dan sengan
cara yang mulia pula,
- Guru bertanggungjawab
terhadap tanggungjawabnya mendidik sekaligus
mengajar, maka mari kita bersama-sama saling mengingatkan dengan lebih
dahulu dimulai dari diri kita masing-masing. Tugas meng`jar itu berat tetapi
tanggungjawab diakhirat sebagai
pendidikan jauh lebih berat. Jangan biarkan anak didik kita terjerumus kepada
jurang neraka. Oleh karena itu mari kita bersama mendalami agama sebaik-baiknya
karena Allah SWT.
- Mari kita Jaga SHOLAT
- Jagalah PUASA
- Hormati Orang Tua
- Hormati Guru
- Sayangi yang lebih mudah
Akhirnya marilah kita
berdoa:
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ
الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah,
tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan.
Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan.
Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun.
Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah
kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah
kami dan lindungilah kami dari kaum yang zhalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ
عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا
وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ
زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ
شرٍّ
Ya Allah,
perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan
kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami.
Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan
ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami
sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ
مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا
تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا
مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا
وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ
ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ
تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ
عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi
antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu
yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan
menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan
kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama
kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan
musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia
ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan
berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah,
ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang
masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا
وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
Ya Allah,
jadikanlah mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa
yang diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia,
kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar